sampai saat ini pemahaman tentang jender masih di campur adukan dengan sek. halayak ramai mengagap pembagian gender sama dengan pembagian sex padahal keduanya sanagat berbeda jauh. Sek adalah pembagian jenis kelamir secara biologis antara jenis kelamin laki laki dan kelamin perempuan. padadasarnya pembagian jenis kelamin ini merupakan krodati dan tidak dapat ditukar baliakan dan merupakan suatu kehendak dari sang pencipta. sebagai contoh perempuan memiliki payu darah, vegina, raim, mens, mengandung dan melahirkan, sedangkan laki-laki memiliki penis, buah jakar, kolomenjing/jakun, dan seperma. sehingga perempuan sebagai reproduksi dan laki laki produksi.
Sedangkan, jender atau dalan bahasa inggris adalah perbedaan jender adalah perbedaan yang dilihat secara sifat dan sikap yang masih bisa di pertukarkan. contohnya laki laki dianggap keras, rasional, jantan dan perkasa. sedangaka perempuan lebih di kenal lemah lembut, keibuan dan emosional. Namun ada pula laki laki yang memiliki karakter keibuan, perkasa dan rasional. begitupula sebaliknya.Ciri-ciridari sifat itu merupakan sifat yang dapat dipertukarkan,
misalnya ada laki-laki yang lemah lembut, ada perempuan yang kuat,
rasional dan perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat tersebut dapat
terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain (Mansour
Fakih 1999: 8-9).
Jelas dalam pemaparan diatas sangatlah berbeda jauh. Dan tidak banyak perempuan yang merasa di nomer duakan dari kaum laki laki dalam sektor apapun. dilihat sekarang jumlah penegnyam pendidikan antara laki laki dan perempuan lebih banyak laki laki karena angapan masyarakat " untuk apa perempuan sekolah tinggi tinggi toh nantinya juga cuma dikasur, sumur dan dapur". dari pendapat tersebut jelas terlihat mendomistikan perempuan untuk berkuatak dalam dapur. anggapan tersebuat mengakar dari budaya pertiari pada jaman kolonial premitif.
Sejarah penindasan perempuan
pada zaman kolonial primitif, dimana saat zaman berburu dan meramu. dimana laki laki bertugas berburu dan perempuan bertugas untuk meramu dari biji bijian. karena berkat dari keuletan perempuan mengolah biji bijian menjadi tanaman, terjadi perubahan gaya hidup menjadi bercocok tanam. karena angapan hasil pertanian lebih menguntukan dari pada berburu jadi laki laki ikut dalam sektor pertanian yang awal mulanya di kuasai oleh kaum perempuan. disini mulai pemikiran bahwa tidak setiap waktu mendapatkan hasil panen jadi berfikir bagaimana memenuhi kebutuhan saat jeda antara masa panen ke panen berikutnya. untuk itu jalan satu-satunya adalah memperbanyak hasil panen untuk disimpan, dan untuk itu diperlukan lahan yang luas. Mengelola lahan yang luas dibtuhkan tegangan yang banyak. karena adanya hal tersebut tidak terjadi kelompok kelompok lagi namun hidup berdasarkan family. dari dasar itu perempuan digiring kearah domistik untuk mengelola rumah dan ber produksi guna menghasilkan pekerja (anak).
Dari situ awal mula agapan perempuan hanya berkerja diranah domistik padahal pada awal mulanya beban kerja perempuan dan laki laki sama.